Otak dan Tidur
“Allah memegang jiwa (orang)
ketika matinya dan memegang jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya;
maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan
jiwa yang lain sampai waktu yang telah ditentukan. Sesungguhnya pada demikian
itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir”. (QS. Az
Zumar: 42)
Kondisi tidur ternyata tidak
sesederhana kita meletakkan kepala diatas bantal, lalu pulas dan mimpi. Tidur
bisa menjadi momen termewah untuk diri yang begitu penat, momen terbaik bagi
istirahatnya sebuah ego, momen ketika ditampakkan beragam rahasia kehidupan,
serta momen sebuah pembelajaran akan pentingnya memasuki kegelapan sebelum
kembali bergelut dengan fajar. Sesungguhnya hikmah apa yang terkandung di balik
tidur?
Hakikat
tidur bisa dipandang dari sisi ilmiah maupun spiritual. Tidak ada hal yang
bernilai kontradiktif untuk kedua pandangan tersebut. Dari sisi spiritual,
tidur dapat menjadi media perjalanan spiritual. Banyak kisah-kisah terdahulu
dalam Al Qur’an yang menggambarkan bagaimana tidur bisa menjadi media
perjalanan spiritual. Bahkan, tidur juga dapat dijadikan sebagai cara proteksi
dan melumpuhkan musuh. Al Qur’an juga memberikan informasi yang memberi contoh
bagaimana tidur dapat digunakan untuk menghemat laju metabolisme tubuh dan
mempercepat proses penyembuhan penyakit.
“Ingatlah ketika Allah
menjadikan kamu mengantuk untuk memberi rasa ketenteraman darinya, dan Allah
menurunkan air (hujan) dari langit kepadamu untuk menyucikan kamu dengan
(hujan) itu dan menghilangkan gangguan-gangguan setan dari dirimu dan untuk
memperkuat hatimu serta memperteguh telapak kakimu”. (QS. Al Anfal: 11)
Ayat
tersebut turun kepada Rasulullah SAW. ketika beliau dan umat Islam tengah
mempersiapkan diri menghadapi perang Badar yang terjadi pada 18 Ramadhan tahun
kedua setelah Rasul hijrah ke Madinah.
Perang tersebut merupakan perang pertama yang dihadapi umat Islam melawan kaum
kafir Quraisy. Dikisahkan dalam perang Badar tersebut, umat Islam harus
menghadapi jumlah lawan yang tak sebanding. Hal ini membuat nyali sebagian
pasukan muslim menjadi agak ciut. Melihat kondisi ini, Rasulullah SAW tiada
henti berdo’a dan memohon kepada Allah SWT dengan mengangkat kedua tangannya
hingga serban beliau terjatuh dari kedua pundak beliau.
Abu
Bakar kemudian meletakkan kembali serban tersebut ke pundak beliau dan berkata,
“Cukuplah wahai Rasulullah. Engkau telah meminta dengan mendesak Tuhanmu.
Sesungguhnya Dia akan memberikan apa yang telah dijanjikanNya kepadamu“. Allah
SWT kemudian menjadikan Rasul mengantuk, tertidur, lalu bermimpi untuk
memberikan informasi seputar kekuatan dan kondisi pasukan kaum musyrikin saat
itu.
Pesan
dan petunjuk spiritual paling sering diberikan kepada orang-orang terpilih
melalui mimpi. Karena tidur merupakan gerbang mimpi, proses penyampaian pesan
tersebut tentulah harus didahului dengan
tahap tidur sebelum jatuh ke dalam tahapan mimpi, tidur juga dapat
dijadikan sebagai salah satu cara untuk melumpuhkan musuh.
Dalam
kisah lain diceritakan, ketika kaum kafir Quraisy menjadi sangat tidak suka
dengan ajaran yang disampaikan oleh Nabi, mereka pun melakukan kesepakatan
untuk membunuh beliau pada malam hari saat beliau tertidur. Namun, Allah SWT
mengetahui setiap detail rencana mereka dan berkehendak melumpuhkan rencana
itu. Ketika tiba pada malam pelaksanaan rencana tersebut, beberapa kaum
musyrikin pilihan, dengan sangat hati-hati melakukn penjagaan disekitar rumah
Nabi. Allah berkenan membuat mereka tidak berdaya dengan menidurkan mereka
sehingga nabi bersama dengan sahabatnya, Abu Bakar, dapat lolos dari rencana
pembunuhan tersebut.
Cerita menarik lainnya adalah
tujuh pemuda Ashabul Kahfi dan seekor anjing, yang atas kuasa Allah SWT,
tertidur selama 309 tahun di sebuah gua. Kisah pemuda Ashabul Kahfi memberi
pelajaran tentang kekukuhan akidah dan pertolongan Allah bagi orang-orang yang
menolong agama Allah. Namun, cerita ini juga memberi hikmah lain. Cara tidur
mereka yang boleh dianggap lumayan aneh itu juga menyiratkan satu makna yang
berhubungan dengan tidur.
“Dan engkau mengira mereka
itu tidak tidur, padahal mereka tidur...” (QS. Al Kahfi [18]: 18).
Kondisi tidur yang dialami oleh pemuda Ashabul Kahfi
tersebut tidak sama dengan tidur yang sering kita alami sehari-hari. Allah
sengaja membuat mereka tidur, tetapi dalam kondisi seolah-olah tidak tidur.
Cara tidur Ashabul Kahfi memberi dua manfaat tidur dalam satu waktu, yaitu
protektif dan preventif. Protektif, karena dengan cara tidur seperti itu akan
menimbulkan rasa ketakutan dalam hati orang-orang yang melihat mereka.
Preventif, karena dengan tidur maka sistem tubuh mereka akan menghemat
penggunaan energi sekaligus menjamin pasokan energi untuk otak dan jantung
mereka yang tetap menjaga agar sistem tubuh mereka tetap bekerja. Mahasuci
Allah yang mengatur semua urusam makhluknya.
Ada
mekanisme apa dibalik tidur? Telaah ilmiah tentang tidur pun tidak kalah
menariknya. Tidur merupakan suatu kondisi ketika terjadi penurunan laju
kecepatan metabolisme tubuh hingga 20%, yang secara umum ditandai dengan otot tubuh
menjadi lebih rileks, terjadi penurunan
tekanan darah, suhu tubh, dan pernapasan, aliran darah melambat serta
pembuluh darah di kulit melebar.
Tidur
terdiri dari dua fase, fase NREM (non-eye rapid movement) dan REM (rapid
eye movement). Fase NREM memiliki empat tahapan dan REM satu tahapan
sehingga satu siklus tidur lengkap akan melewati lima tahap secara keseluruhan
selama kurang lebih 90 menit. Dengan demikian, pada durasi tidur 8 jam, siklus
tidur dapat berulang sebanyak 4 sampai 5 kali. Perbedaan yang nyata antara
kedua fase ini terletak pada ada tidaknya pergerakan bola mata dan gambaran
aktivitas gelombang otak. Tidur NREM disebut juga tidur tenang, tahap pertama
disebut juga tidur ringan, umumnya diawali dengan perasaan mengantuk,
berlangsung selama 39 detik hingga 19 menit pertama tidur kita. Hasil rekaman
gelombang otak pada tahap ini menunjukkan gambaran yang masih lumayan bising.
Tahap ke-2 disebut tidur sebenarnya; gelombang otak mulai melambat dan kita
sudah tidak menyadari tentang kondisi sekeliling kita. Tahap ketiga adalah
tidur lebih pulas, yaitu saat tubuh mulai sulit dibangunkan, sedangkan tahap
keempat adalah tahap tidur terpulas. Pada tahap keempat gelombang otak menjadi
lambat dan sangat teratur, terjadi pemulihan dan perbaikan fungsi tubuh. Tahap
ketiga dan keempat mencakup 50% dari waktu keseluruhan tidur. Mendengkur
terjadi pada fase NREM.
Setelah
melewati keempat fase tidur NREM, selanjutnya tubuh akan memasuki fase tidur
REM atau fase tidur aktif. Pada fase ini, gerakan bola mata yang tadinya absen,
sekarang bergerak lebih cepat dan gambaran aktivitas gelombang listrik
menyerupai kondisi ketika tubuh berada dalam kondisi sadar. Orang tidak lagi
mendengkur, nafas menjadi lebih teratur, temperatur tubuh meningkat, dan aliran
darah ke otak juga meningkat. Hal tersebut menandai terjadinya peningkatan
aktivitas otak. Mimpi terjadi pada fase ini, sekaligus cenderung untuk lebih
mudah terbangun. Informasi dan kegiatan yang dilakukan saat tubuh dalam kondisi
sadar akan dikonsolidasikan oleh sel-sel otak pada fase ini.
Uraian
mengenai hakikat tidur menjadi lebih menarik ketika disandingkan dengan
perjalanan ruhaniyah yang terjadi pada saat kita tidur.
“Allah memegang jiwa (orang)
ketika matinya dan memegang jiwa (orang) yang belum mati pada waktu tidurnya.
Maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan
jiwa yang lain sampai waktu yang telah ditentukan. Sesungguhnya pada demikian
itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum uang berfikir” (QS Az Zumar
[39]: 42)
Saat tubuh menjalani fase tidur tenang, otot-otot tubuh
menjadi sangat lemas. Konsekuensinya adalah otot-otot yang menunjang fungsi
pernapasan seperti otot dada akan menjadi lemas dan memberikan pengaruh
terhadap kemampuan dada untuk mengembang dan mengempis saat bernapas. Di pihak
lain, otot lidah juga menjadi lemas sehingga fungsinya untuk menahan agar lidah
tidak jatuh ke belakang pada saat kita sedang tidur dalam posisi telentang
menjadi berkurang. Risiko terjadi gagal napas akibat penyumbatan jalan napas
karena jatuhnya lidah ke belakang ditambah penurunan kemampuan otot napas.
“Bismika allahumma ahya wa amut (dengan namaMu , ya Allah,
aku hidup dan mati)”. Itulah salah satu hikmah diajarkan doa tersebut untuk
dibaca sebelum tidur. Disamping itu, untuk proteksi, kita juga dianjurkan
membaca surah Al Falaq dan An Naas sebelum tidur. Ada juga anjuran untuk
membaca Ayat Kursi sebelum tidur yang tidak hanya memproteksi kita dari
berbagai gangguan selama tidur, tetapi juga memproteksi sampai ke-40 rumah
disekitar kita.
Pada saat tidur aktif atau REM, kita akan mengalami mimpi
dan makna religius tidur lebih sering dihubungkan dengan mimpi yang dialami.
Mimpi juga bertindak sebagai indikator satu proses tidur yang menyehatkan. Al
Qur’an juga berkisah mengenai mimpi Nabi Yusuf. Para ulama seperti Ibnu Sirrin,
misalnya, juga menyusun buka Tafsir Al Ahlam alias tafsir mimpi. Namun
di atas semua itu, hanya Allah SWT yang Maha tahu dan Maha berkehendak. Manusia
hanya bisa menalar dan menafsir mimpi tanpa menjadikan hasilnya sebagai sesuatu
yang pasti karena yang pasti hanya dari Allah, Tuhan semesta alam.
sumber : Buku Ashabul Kahfi Melek 3 Abad oleh Dr. H. Nadirsyah Hosen. Ph.D. dan dr. Nurussyariah Hammado, M.NeuroSci