Klik Info Unik

Minggu, 15 Juni 2014

Otak dan Tidur

Otak dan Tidur



“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan memegang jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang telah ditentukan. Sesungguhnya pada demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir”. (QS. Az Zumar: 42)
Kondisi tidur ternyata tidak sesederhana kita meletakkan kepala diatas bantal, lalu pulas dan mimpi. Tidur bisa menjadi momen termewah untuk diri yang begitu penat, momen terbaik bagi istirahatnya sebuah ego, momen ketika ditampakkan beragam rahasia kehidupan, serta momen sebuah pembelajaran akan pentingnya memasuki kegelapan sebelum kembali bergelut dengan fajar. Sesungguhnya hikmah apa yang terkandung di balik tidur?
               
 Hakikat tidur bisa dipandang dari sisi ilmiah maupun spiritual. Tidak ada hal yang bernilai kontradiktif untuk kedua pandangan tersebut. Dari sisi spiritual, tidur dapat menjadi media perjalanan spiritual. Banyak kisah-kisah terdahulu dalam Al Qur’an yang menggambarkan bagaimana tidur bisa menjadi media perjalanan spiritual. Bahkan, tidur juga dapat dijadikan sebagai cara proteksi dan melumpuhkan musuh. Al Qur’an juga memberikan informasi yang memberi contoh bagaimana tidur dapat digunakan untuk menghemat laju metabolisme tubuh dan mempercepat proses penyembuhan penyakit.
“Ingatlah ketika Allah menjadikan kamu mengantuk untuk memberi rasa ketenteraman darinya, dan Allah menurunkan air (hujan) dari langit kepadamu untuk menyucikan kamu dengan (hujan) itu dan menghilangkan gangguan-gangguan setan dari dirimu dan untuk memperkuat hatimu serta memperteguh telapak kakimu”. (QS. Al Anfal: 11)
             
          Ayat tersebut turun kepada Rasulullah SAW. ketika beliau dan umat Islam tengah mempersiapkan diri menghadapi perang Badar yang terjadi pada 18 Ramadhan tahun kedua setelah Rasul  hijrah ke Madinah. Perang tersebut merupakan perang pertama yang dihadapi umat Islam melawan kaum kafir Quraisy. Dikisahkan dalam perang Badar tersebut, umat Islam harus menghadapi jumlah lawan yang tak sebanding. Hal ini membuat nyali sebagian pasukan muslim menjadi agak ciut. Melihat kondisi ini, Rasulullah SAW tiada henti berdo’a dan memohon kepada Allah SWT dengan mengangkat kedua tangannya hingga serban beliau terjatuh dari kedua pundak beliau.
          
           Abu Bakar kemudian meletakkan kembali serban tersebut ke pundak beliau dan berkata, “Cukuplah wahai Rasulullah. Engkau telah meminta dengan mendesak Tuhanmu. Sesungguhnya Dia akan memberikan apa yang telah dijanjikanNya kepadamu“. Allah SWT kemudian menjadikan Rasul mengantuk, tertidur, lalu bermimpi untuk memberikan informasi seputar kekuatan dan kondisi pasukan kaum musyrikin saat itu.
              
           Pesan dan petunjuk spiritual paling sering diberikan kepada orang-orang terpilih melalui mimpi. Karena tidur merupakan gerbang mimpi, proses penyampaian pesan tersebut tentulah harus didahului dengan  tahap tidur sebelum jatuh ke dalam tahapan mimpi, tidur juga dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk melumpuhkan musuh.
     
           Dalam kisah lain diceritakan, ketika kaum kafir Quraisy menjadi sangat tidak suka dengan ajaran yang disampaikan oleh Nabi, mereka pun melakukan kesepakatan untuk membunuh beliau pada malam hari saat beliau tertidur. Namun, Allah SWT mengetahui setiap detail rencana mereka dan berkehendak melumpuhkan rencana itu. Ketika tiba pada malam pelaksanaan rencana tersebut, beberapa kaum musyrikin pilihan, dengan sangat hati-hati melakukn penjagaan disekitar rumah Nabi. Allah berkenan membuat mereka tidak berdaya dengan menidurkan mereka sehingga nabi bersama dengan sahabatnya, Abu Bakar, dapat lolos dari rencana pembunuhan tersebut.
Cerita menarik lainnya adalah tujuh pemuda Ashabul Kahfi dan seekor anjing, yang atas kuasa Allah SWT, tertidur selama 309 tahun di sebuah gua. Kisah pemuda Ashabul Kahfi memberi pelajaran tentang kekukuhan akidah dan pertolongan Allah bagi orang-orang yang menolong agama Allah. Namun, cerita ini juga memberi hikmah lain. Cara tidur mereka yang boleh dianggap lumayan aneh itu juga menyiratkan satu makna yang berhubungan dengan tidur.
“Dan engkau mengira mereka itu tidak tidur, padahal mereka tidur...” (QS. Al Kahfi [18]: 18).
             Kondisi tidur yang dialami oleh pemuda Ashabul Kahfi tersebut tidak sama dengan tidur yang sering kita alami sehari-hari. Allah sengaja membuat mereka tidur, tetapi dalam kondisi seolah-olah tidak tidur. Cara tidur Ashabul Kahfi memberi dua manfaat tidur dalam satu waktu, yaitu protektif dan preventif. Protektif, karena dengan cara tidur seperti itu akan menimbulkan rasa ketakutan dalam hati orang-orang yang melihat mereka. Preventif, karena dengan tidur maka sistem tubuh mereka akan menghemat penggunaan energi sekaligus menjamin pasokan energi untuk otak dan jantung mereka yang tetap menjaga agar sistem tubuh mereka tetap bekerja. Mahasuci Allah yang mengatur semua urusam makhluknya.
            
            Ada mekanisme apa dibalik tidur? Telaah ilmiah tentang tidur pun tidak kalah menariknya. Tidur merupakan suatu kondisi ketika terjadi penurunan laju kecepatan metabolisme tubuh hingga 20%, yang secara umum ditandai dengan otot tubuh menjadi lebih rileks, terjadi penurunan  tekanan darah, suhu tubh, dan pernapasan, aliran darah melambat serta pembuluh darah di kulit melebar.
    
            Tidur terdiri dari dua fase, fase NREM (non-eye rapid movement) dan REM (rapid eye movement). Fase NREM memiliki empat tahapan dan REM satu tahapan sehingga satu siklus tidur lengkap akan melewati lima tahap secara keseluruhan selama kurang lebih 90 menit. Dengan demikian, pada durasi tidur 8 jam, siklus tidur dapat berulang sebanyak 4 sampai 5 kali. Perbedaan yang nyata antara kedua fase ini terletak pada ada tidaknya pergerakan bola mata dan gambaran aktivitas gelombang otak. Tidur NREM disebut juga tidur tenang, tahap pertama disebut juga tidur ringan, umumnya diawali dengan perasaan mengantuk, berlangsung selama 39 detik hingga 19 menit pertama tidur kita. Hasil rekaman gelombang otak pada tahap ini menunjukkan gambaran yang masih lumayan bising. Tahap ke-2 disebut tidur sebenarnya; gelombang otak mulai melambat dan kita sudah tidak menyadari tentang kondisi sekeliling kita. Tahap ketiga adalah tidur lebih pulas, yaitu saat tubuh mulai sulit dibangunkan, sedangkan tahap keempat adalah tahap tidur terpulas. Pada tahap keempat gelombang otak menjadi lambat dan sangat teratur, terjadi pemulihan dan perbaikan fungsi tubuh. Tahap ketiga dan keempat mencakup 50% dari waktu keseluruhan tidur. Mendengkur terjadi pada fase NREM.
                Setelah melewati keempat fase tidur NREM, selanjutnya tubuh akan memasuki fase tidur REM atau fase tidur aktif. Pada fase ini, gerakan bola mata yang tadinya absen, sekarang bergerak lebih cepat dan gambaran aktivitas gelombang listrik menyerupai kondisi ketika tubuh berada dalam kondisi sadar. Orang tidak lagi mendengkur, nafas menjadi lebih teratur, temperatur tubuh meningkat, dan aliran darah ke otak juga meningkat. Hal tersebut menandai terjadinya peningkatan aktivitas otak. Mimpi terjadi pada fase ini, sekaligus cenderung untuk lebih mudah terbangun. Informasi dan kegiatan yang dilakukan saat tubuh dalam kondisi sadar akan dikonsolidasikan oleh sel-sel otak pada fase ini.
                Uraian mengenai hakikat tidur menjadi lebih menarik ketika disandingkan dengan perjalanan ruhaniyah yang terjadi pada saat kita tidur.
Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan memegang jiwa (orang) yang belum mati pada waktu tidurnya. Maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang telah ditentukan. Sesungguhnya pada demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum uang berfikir” (QS Az Zumar [39]: 42)
              Saat tubuh menjalani fase tidur tenang, otot-otot tubuh menjadi sangat lemas. Konsekuensinya adalah otot-otot yang menunjang fungsi pernapasan seperti otot dada akan menjadi lemas dan memberikan pengaruh terhadap kemampuan dada untuk mengembang dan mengempis saat bernapas. Di pihak lain, otot lidah juga menjadi lemas sehingga fungsinya untuk menahan agar lidah tidak jatuh ke belakang pada saat kita sedang tidur dalam posisi telentang menjadi berkurang. Risiko terjadi gagal napas akibat penyumbatan jalan napas karena jatuhnya lidah ke belakang ditambah penurunan kemampuan otot napas.
“Bismika allahumma ahya wa amut (dengan namaMu , ya Allah, aku hidup dan mati)”. Itulah salah satu hikmah diajarkan doa tersebut untuk dibaca sebelum tidur. Disamping itu, untuk proteksi, kita juga dianjurkan membaca surah Al Falaq dan An Naas sebelum tidur. Ada juga anjuran untuk membaca Ayat Kursi sebelum tidur yang tidak hanya memproteksi kita dari berbagai gangguan selama tidur, tetapi juga memproteksi sampai ke-40 rumah disekitar kita.
               Pada saat tidur aktif atau REM, kita akan mengalami mimpi dan makna religius tidur lebih sering dihubungkan dengan mimpi yang dialami. Mimpi juga bertindak sebagai indikator satu proses tidur yang menyehatkan. Al Qur’an juga berkisah mengenai mimpi Nabi Yusuf. Para ulama seperti Ibnu Sirrin, misalnya, juga menyusun buka Tafsir Al Ahlam alias tafsir mimpi. Namun di atas semua itu, hanya Allah SWT yang Maha tahu dan Maha berkehendak. Manusia hanya bisa menalar dan menafsir mimpi tanpa menjadikan hasilnya sebagai sesuatu yang pasti karena yang pasti hanya dari Allah, Tuhan semesta alam.
sumber : Buku Ashabul Kahfi Melek 3 Abad oleh Dr. H. Nadirsyah Hosen. Ph.D. dan dr. Nurussyariah Hammado, M.NeuroSci 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar