Klik Info Unik

Selasa, 13 Maret 2012

kandang ayam kampung

 Berbicara masalah kandang untuk ayam kampung mungkin masalah yang masih asing bagi kita, maklum system pemeliharaan ayam kampung selama ini masih bersifat umbaran (ekstensif). Yaitu ayam kampung dibiarkan tidur di mana saja yang penting masih terlihat pulang ke rumah. Padahal kalau kita sedikit meluangkan waktu untuk memperhatikan masalah kandang ayam kampung maka tidak mustahil banyak sisi manfaat yang akan kita dapatkan. Karena mau diakui atau tidak kandang memegang peranan penting sebagai penyebab timbulnya penyakit dan penyebaran penyakit.Pada peternakan-peternakan dengan model semi intensif atau intensif, kandang ayam kampung sudah mendapat perhatian khusus. Mereka sudah pelajari dan sadar akan pentingnya fungsi kandang untuk ternak mereka seperti halnya arti pentingnya rumah untuk tempat tinggal kita. Apakah kita akan bisa merasa nyaman, enjoy, dan menghasilkan karya terbaik kita di rumah yang kumuh, berdebu, berbau, tidak aman atau bahkan di rumah yang tanpa atap? Ternak kita pun sama, mereka akan demikian dan sebaliknya mereka akan mampu menampilkan produksi terbaiknya kalau kandang yang mereka tempati bersih, nyaman, bersih, udaranya segar, aman dan terlindung dari semua hal yang bisa membahayakan bagi ternak itu sendiri.Di antara syarat kandang yang baik untuk pemeliharaan ayam kampung antara lain :
  1. Terpisah dengan daerah permukiman penduduk minimal 10 meter
  2. Lantai kandang diusahakan lebih tinggi dari tanah sekelilingnya agar kandang selalu kering dan bersih
  3. Kandang tidak lembab dan bocor, sehingga perlu mengganti atau menambah litter secara periodik
  4. Sinar matahari diusahakan bisa masuk, untuk itu diupayakan kandang dibangun membujur dari arah Barat-Timur
  5. Bahan kandang yang digunakan cukup melimpah ketersediannya dan harganya pun murah
  6. Sirkulasi udara cukup baik, lancar dan segar sehingga mampu mengusir bau tidak sedap amoniak atau lainnya
  7. Kandang dibangun mengacu kepada standar kepadatan kandang yang ideal
  8. Penyucihamaan kandang dan peralatannya dilakukan secara periodik
Kandang untuk pemelihraan ayam kampung dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, ada kandang untuk umur 1-20 hari, 21-40 hari, 41-60 hari, 61-90 hari dan kandang untuk isolasi. Berikut kami uraikan sedikit tentang kandang ayam kampung sesuai tingkat umur pemeliharaan :
Kandang untuk umur 1-20 hari
kandang-bok.jpegKita mungkin lebih sering menyebutnya dengan istilah kandang bok, karena bentuknya kotak, semua sisi tertutup rapat kecuali bagian atas. Bagian atas dibiarkan terbuka atau bisa juga ditutup dengan bilah-bilah bambu dengan jarak 2 cm. Sedangkan bagian bawah terbuat dari kerangka dari bilah bambu lalu dialasi dengan kardus atau kertas semen. Ukuran bok yang dibuat sangat fleksibel yang penting mengacu pada efisiensi bahan dan kepadatan kandang. Bok kalau memungkinkan bisa dilengkapi dengan kaki setinggi 20-25 cm. Kepadatan kandang yang dianjurkan untuk kisaran umur ini adalah 1m2 untuk 40-45 ekor dan bisa dikurangi 5 ekornya tiap minggunya. Pemeliharaan DOC di kandang bok mutlak memerlukan lampu penghangat atau yang biasa disebut pemanas (brooder). Suhu dalam kandang bok diusahakan antara 30-32ºC atau dengan melihat penyebaran anak ayam dalam kandang bok. Kalau anak ayam menyebar merata berarti suhu sudah pas (ideal), kalau menggerombol di bawah lampu pemanas berarti kedinginan dan kalau menjauhi sumber panas berarti suhu kepanasan. Dan alangkah baiknya kalau kita merancang model kandang bok yang mudah diangkat dan dipindahkan ke tempat lain (portable).
Kandang untuk umur 21-60 hari
kandang-20-60hari.jpegPara peternak di Jawa Timur (Malang, Mojokerto, Kediri, Jombang, Blitar, Tulungagung, Surabaya) biasanya menerapkan pemeliharaan untuk ayam kampung untuk tujuan pedaging hanya sampai umur 60 hari sehingga kandang ini adalah kandang terakhir untuk pemeliharaannya sebelum ayam di panen. Ada dua model kandang yang digunakan oleh peternak pada fase ini yaitu peternak yang masih menggunakan bok seperti pemeliharaan sebelumnya dan peternak yang memilih menggunakan kandang bentuk postal (litter). Kandang postal adalah kandang dengan alas tanah yang dicampuri sekam padi, kapur dan pasir. Kedua model tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, yang penting pada masa pemeliharaan ini adalah masalah kepadatan kandang (carrying capacity) yaitu 1m2 untuk 30-35 ekor dan berkurang 5 ekor setiap minggunya sehingga pada umur 60 hari per m2 hanya cukup 7-10 ekor saja.
Kandang untuk umur 61-90 hari
kandang-60-90hari.jpegUntuk pemasaran ayam kampung pedaging di daerah-daerah tertentu seperti Batam, Balikpapan dan Jakarta, berat yang diinginkan biasanya sekitar 9 ons - 1,2 kg. Sehingga tidak ada pilihan bagi peternak yaitu dengan menambah jumlah hari pemeliharaan sekitar satu bulan lagi. Model kandang yang banyak dipakai untuk pemeliharaan fase ini adalah postal dan slot (kandang panggung). Kedua model tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, yang penting pada masa pemeliharaan ini adalah masalah kepadatan kandang (carrying capacity) yaitu 1m2 untuk 7-10 ekor dan berkurang 0,5-1 ekor setiap minggunya sehingga pada umur 90 hari per m2 hanya cukup 5-7 ekor saja. Kalau kita akan menggunakan kandang yang model slot, alangkah baiknya kalau di bawah kandang di bangun kolam ikan untuk lebih efisiensi tempat.
Kandang Isolasi
Kandang ini berfungsi sebagai kandang karantina (isolasi) terhadap ayam-ayam yang menunjukkan gejala sakit, luka karena saling patuk, atau mungkin ayam yang sudah terserang penyaikt tertentu. Penempatan ayam pada kandang isolasi ini harus memperhatikan faktor penyebab ayam. Jangan menempatkan ayam yang luka karena saling patuk dengan ayam yang terkena penyakit kolera atau lainnya. Dengan adanya kandang isolasi ini diharapkan keadaan ayam akan pulih dan semakin membaik kondisinya seperti sedia kala. Yang penting dalam pembuatan kandang ini adalah penempatan kandang. Kandang isolasi sebaiknya ditempatkan terpisah dan jauh dari kandang ayam sehat.
Anda dapat mengcopy isi artikel ini sebagian atau seluruhnya dengan menyebutkan sumbernya : www.sentralternak.com

Sebelum difermentasi menjadi etanol pati yang dihasilkan dari umbi singkong terlebih dahulu diubah menjadi glukosa dengan bantuan cendawan Aspergillus sp. Langkah – langkah dalam pembuatan bioetanol berbahan dasar singkong adalah :
  1. Mengupas singkong segar,semua jenis dapat dimanfaatkan,kemudian membersihkan dan mencacah berukuran kecil.
  1. Mengeringkan singkong yang telah dicacah hingga kadar air maksimal 16 % sama dengan singkong yang dibuat gaplek. Tujuan pengeringan ini untuk pengawetan sehungga produsen dapat menyimpan sebagai cadangan bahan baku.
  1. Memasukkan 25 kg gaplek kedalam tangki berkapasitas 120 liter,kemudian menambahkan air hingga mencapai volume 100 liter dan memanaskan gaplek hingga suhu 100° C sam diaduk selama 30 menit sampai mengental menjadi bubur.
  1. Memasukkan bubur gaplek kemudian memasukkan kedalam tangki skarifikasi. Skarifikasi merupakan proses penguraian pati menjadi glukosa. Setelah dingin memasukkan cendawan Aspergilus sp yang akan menguraikan pati menjadi glukosa. Untuk menguraikan 100 liter bubur pati singkong memerlukan 10 liter larutan cendawan Aspergillus atau 10 % dari total bubur. Konsentrasi cendawan mencapai 100 juta sel/ml. Sebelum digunakan cendawan dibenamkan ke dalam bubur gaplek yang telah dimasak agar adaptif dengan sifat kimia bubur gaplek. Cendawan berkembang biak dan bekerja mengurai pati.
  1. Setelah dua jam bubur gaplek akan berubah menjadi 2 lapisan yaitu air dan endapan gula. Mengaduk kembali pati yang sudah berubah menjadi gula kemudian memasukkanya kedalam tangki fermentasi. Sebelum difermentasi kadar gula maksimum larutan pati adalah 17 – 18 % karena itu merupakan kadar gula yang cocok untuk hidup bakteri Saccaromyces dan bekerja untuk mengurai gula menjadi alcohol. Penambahan air dilakukan bila kadar gula terlalu tinggi dan sebaliknya jika kadar gula terlalu rendah perlu penambahan gula.
  1. Menutup rapat tangki fermentasi untuk mencegah kontaminasi dan menjaga Saccharomyces agar bekerja lebih optimal. Fermentasi berlangsung anaerob atau tidak membutuhkan oksigen pada suhu 28° - 32° C.
  1. Setelah 2 – 3 hari larutan pati berubah menjadi 3 lapisan yaitu lapisan terbawah berupa endapan protein,lapisan tengah air dan lapisan teratas etanol. Hasil fermentasi disebut bir yang mengandung 6 – 12 % etanol.

  1. Menyedot larutan etanol dengan selang plastik melalui kertas saring berukuran 1 mikron untuk menyaring endapan protein.

  1. Melakukan destilasi atau penyulingan untuk memisahkan etanol dari air dengan cara memanaskan pada suhu 78° C atau setara titik didih etanol sehinnga etanol akan menguap dan mengalirkannya melalui pipa yang terendam air sehingga terkondensasi dan kembali menjadi etanol cair.

  1. Hasil penyulingan berupa 95% etanol dan tidak dapat larut dalam bensin. Agar larut diperlukan etanol dengan kadar 99% atau disebut etanol kering sehingga memerlukan destilasi absorbent. Destilasi absorbent dilakukan dengan cara etanol 95% dipanaskan dengan suhu 100° C sehingga etanol dan air akan menguap. Uap tersebut dilewatkan pipa yang dindingnya berlapis zeolit atau pati. Zeolit akan menyerap kadar air tersisa hingga hingga diperoleh etanol dengan kadar 99 %. Sepuluh liter etanol 99% membutuhkan 120 – 130 liter bir yang dihasilkan dari 25 kg gaplek

    Sumber : 
                                                                           TUGAS
    MATA KULIAH
    MASALAH KHUSUS AGRONOMI
                              Dosen : Dr. Ir.TARYONO,M.Sc 
                                          C Tri Kusumastuti

bisnis pin

Jakarta - Berwiraswasta terkadang menjadi momok bagi sebagian orang karena bingung memilih  bisnis apa yang cocok dan berprospek ke depannya. Terlebih lagi masalah modal dan kemampuan keterampilan masih sering menjadi kendala.

Namun jika jeli, maraknya kebutuhan perusahaan untuk produk promo cetak yang dikemas dalam beberapa media seperti cangkir, kaos, pin dan lain-lain, mungkin bisa menjadi pilihan untuk memulai bisnis.

Adalah Lembaga Pendidikan Teknologi Terapan Indonesia (LPTTI) yang menyediakan pelatihan berbisnis usaha cetak digital mulai dari cetak pin, kaos, mug, ID Card, piring, keramik, kain, tas dan lain-lain. Calon wirausahawan akan dibekali beberapa keterampilan seperti komputer desain grafis, operasional mesin cetak digital, penggunaan beberapa media cetak dan lain-lain.

Menurut seorang Tutor LPTTI Yanwar Katamsi mengatakan bahwa prospek bisnis cetak digital untuk media khusus promo ke depannya masih cukup menggiurkan. Pelatihan ini kata dia, sebagai investasi awal bagi wirausahawan baru yang akan memulai usaha dengan modal dan operasional usaha yang relatif mudah.

Yanwar mengatakan bisnis cetak digital bisa dijalani sebagai bisnis sambilan khususnya bagi orang yang masih bekerja atau belum bekerja tanpa harus bersusah-susah membuka gerai khusus. Namun kata dia bisnis ini sangat tergantung dengan kemampuan menembus pasar dengan menawarkan jasa cetak digital kebeberapa perusahaan atau instansi yang memerlukan media cetak promo.

Selain itu, bisnis cetak digital media promo bisa dilakukan dengan membuka gerai khusus seperti di areal kampus, pusat-pusat perbelanjaan dan lain-lain. Dikatakannya pasar dari segmen ini lebih pada anak-anak muda misalnya untuk produk kaos, namun khusus untuk produk pin cukup kenceng pada saat kampanye, acara-acara khusus promo. Bahkan untuk produk mug (media cetak keramik seperti cangkir) cukup laris dipesan oleh-oleh perusahaan maupun instansi khusus seperti rumah sakit dan lain-lain.

"Untuk modal kerja investasi alat tidak lebih dari Rp 15 juta (pin, kaos, mug, ID card)," kata Yanwar saat berbicang dengan detikFinance, Kamis malam (25/6/2009).

Ia mencontohkan untuk pemula yang akan terjun khusus untuk produk pin, setidaknya harus merogoh kocek untuk alat pres pin Rp  2,1 juta, cutter pemotong Rp 125.000,
printer khusus dokumen foto Rp  2,1 juta, perangkat computer Rp 4 juta. Sedangkan untuk barang modal seperti material pin Rp 80.000 mencakup 100 buah dan kertas catak Rp 40.000 sebanyak 100 lembar.

Beberapa produk pin sangat bermacam-macam variasinya mulai dari jenis pin pengait, jenis magnet, tutup botol, gantungan kunci dan lain-lain. Selain itu, untuk produk lainnya seperti kaos, mug, id card harus menggunakan mesin cetak khusus lainnya.

Bicara soal margin, untuk satu buah pin, bisa diambil keuntungan Rp 1.000-1.500 per buah, dengan harga jual pin mulai dari Rp 3.000-3.500 per buah. Sedangkan untuk jenis catak kaos, harganya mulai dari Rp 40.000-60.000 sangat tergantung dengan jenis bahan dan warna kaos dengan margin yang cukup menggiurkan.

"Dari pengalaman yang ada balik modal dari usaha ini bisa 4 bulan. Seperti di Bogor, ada peserta didik yang punya langganan rumah sakit  khusus untuk  pesan mug," jelasnya.

Ia mencontohkan untuk produk pin, jika mampu menjual 50 pin per hari maka balik modal selama 4 bulan relatif lebih mudah, sedangkan untuk kaos hanya cukup menjual 5-6 kaos buah per hari dan untuk mug 10 buah per hari.

"Intinya dari bisnis ini pemasarannya, si pelaku harus jeli sekali," jelasnya.

Yanur menambahkan secara umum dari bisnis ini lebih mengincar segmen anak muda, dan masuk katagori bisnis  kreatif. Ia mengakui pemain di bisnis cetak digital untuk kota-kota besar seperti Bandung dan Jakarta sudah lumayan banyak.

"Bisnis ini masih sangat prospek di daerah-daerah, sangat menjanjikan," serunya.

LPTTI menggelar beberapa kelas pelatihan dengan biaya mulai dari Rp 1 sampai 1,5 juta untuk 10 kali pertemuan selama 2-3 minggu dengan jadwal pertemuan yang bisa disesuaikan peserta. Untuk kelas reguler dibuka mulai Senin-Kamis siang hari, sedangkan kelas khusus dibuka Senin-Kamis untuk sore dan malam hari dan kelas eksekutif dibuka Sabtu-Minggu.

Lembaga Pendidikan Teknologi Terapan Indonesia (LPTTI)

Wisma Subud
Jl. RS Fatmawati No 52 Cilandak Barat
Jakarta Selatan 12430
(hen/lih) 

sumber www.detik.com

keripik buah

akarta - Bagi orang indonesia keripik adalah makanan ringan yang sudah tidak asing lagi. Aneka ragam keripik mulai keripik singkong dan kripik tempe sudah akrab di lidah orang Indonesia. 

Kini, inovasi dari keripik mulai dikembangkan. Tidak saja keripik dengan bahan baku singkong atau tempe, tapi juga keripik dengan bahan baku buah-buahan. Di daerah tropis seperti indonesia, banyak ditemukan aneka ragam buah-buahan yang bisa dimanfaatkan untuk bahan baku keripik. Inovasi ini juga sekaligus membuka peluang usaha kripik buah aneka rasa yang bergizi renyah dan lezat. 

Kristiawan adalah salah satu orang yang menangkap peluang usaha ini. Pengusaha asal malang ini memulai usahanya setelah terinspirasi dari keripik apel. 

"Awalnya memang di Malang banyak sekali apel. kadang sewaktu musim dibuang saja, akhirnya ya dibuat saja keripik apel. Nah, kita buat inovasi bermacam-macam buah dibikin keripik," ujarnya kepada detikFinance disela acara Feed The World di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Sabtu (30/01/2010).

Untuk memulai usahanya sepuluh tahun yang lalu, lulusan Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang ini merogoh modal sebesar Rp 5 juta yang berasal dari tabungan pribadinya. Modal ini digunakan untuk membuat mesin pengolah keripik yang dia buat sendiri dan bahan baku. 

Awalnya, produk keripik buah bikinan Kristiawan hanya keripik apel saja dan tidak bermerek. Tapi dengan berbagai inovasi, kini Kristiawan mengembangkan produknya ke kripik sayuran. 

"Produknya macam-macam mulai dari nangka, apel, salak, melon, semangka rambutan, mangga, wortel, dan yang terbaru itu keripik jamur," paparnya.

Sejak empat tahun yang lalu, ia juga memberikan merek So Kressh  pada keripik buah bikinannya.  

Saat ini, usaha keripik buah yang digeluti Kristiawan sudah berkembang pesat. Dalam satu hari saja, ia bisa menjual 100 kilogram kripik dan meraup omset sekitar Rp 2 juta. Dalam satu bulan, omset So Kressh bisa mencapai Rp 60 juta. Kristiawan yang dulunya merintis usaha So Kressh ini bersama sang istri, saat ini sudah memiliki 30 orang karyawan. 

Produk keripik buah So Kressh ini awalnya hanya dipasarkan melalui perorangan dan distributor toko-toko kecil di Malang. 

"Saya juga menyalurkannya ke seluruh Indonesia melalui pameran-pameran. Sekarang produk keripik buah buatan saya juga didistribusikannya ke daerah-daerah, seperti Mataram, dan Bali," ujar Kristiawan. 

Jumlahnya, lanjut Kristiawan sekitar 200 toko lebih. Tak hanya itu, kripik buah bikinan Kristiawan juga sudah diekspor ke Singapura. Bahkan, tahun ini Kristiawan berencana mengembangkan pasar ekspor keripik buah ini ke Arab.

Bagi yang berminat untuk membuka usaha keripik buah, Kristiawan juga membuka kerjasama dengan sistem frenchise. Modalnya cukup sebesar Rp 100 juta. 

"Dengan modal ini akan mendapatkan fasilitas pabrik, mesin dan teknologinya," kata Kristiawan. 

Ia menambahkan, bagi yang ingin mengambil frenchise, So Kressh juga memberikan pelatihan terlebih dahulu. Saat ini, kata Kristiawan sudah ada tiga frenchise yang tersebar di Jawa Timur, yaitu di Lumajang, Probolinggo dan Malang sendiri.

Menurutnya, modal yang dikeluarkan untuk frenchise ini akan kembali dalam waktu satu tahun. "Itu tergantung kapasitas dari pembuatan per-harinya. Pokoknya 1 kg nya akan mendapatkan untung sebesar Rp. 20.000. Jika kesulitan dalam pemasarannya, kami akan membantu proses pemasarannya," kata Kristiawan.

Dalam memproduksi dan menjual keripik ini, Kristiawan menjelaskan kendala atau hambatan yang dihadapi olehnya. 

"Karena bahan bakunya alami dari buah-buahan maka kendalanya adalah sulitnya mendapatkan buah yang hanya tumbuh pada musimnya saja. Seperti Durian ataupun Rambutan, itukan hanya musiman saja jadi akan susah cari bahan bakunya," tuturnya.

So Kressh saat ini telah mempunyai aneka ragam rasa dan camilan sehat serta bergizi. Antara lain kripik dengan rasa nangka, apel, salak, melon, nanas, semangka, rambutan, jambu merah, mangga, labu, pepaya, durian, jamur, sayur, lengkeng dan belimbing.

Apakah anda tertarik?

Keripik SO KRESSH
Ir. Kristiawan
Jl Polowijen II No 359 Malang
so_kressh@yahoo.com.


(dru/qom)   www.detik.com

BUDI DAYA LELE

akarta - Pekarangan rumah luas dan Anda suka budidaya ikan? Ada baiknya Anda melirik budidaya lele ini. Budidaya lele ini ternyata tak melulu 'jorok' karena sudah bisa dikembangkan sistem budidaya yang lebih murah, bersih dan menjanjikan dengan suplemen organik sehingga bisa maksimal hasilnya.

Bisnis budidaya ikan lele ini pun tampaknya akan selalu menguntungkan. Hal ini karena semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan ikan sebagai sumber protein yang tinggi dengan harga yang terjangkau. Ikan menjadi alternatif mengingat harga daging yang makin hari makin mahal.

Ikan lele sendiri memiliki nilai gizi yang mumpuni disamping dagingnya yang gurih. Lele mengandung protein yang tinggi dan zat penguat tulang (kalsium) yang baik untuk makanan anak balita. Selain itu lele juga mengandung mineral lain yang penting pula untuk kesehatan tubuh.

Dengan fakta-fakta itu, maka pada akhirnya ikan lele dapat dijadikan peluang usaha yang menarik. Mengingat selama ini budidaya ikan lele selalu terkesan 'jorok', kini budidaya ikan air tawar tersebut sudah berkembang menjadi lebih murah, bersih, dan menjanjikan.

"Sekarang untuk budidaya ikan lele, kita sudah ada suplemen organik yang dapat membantu budidaya lele lebih maksimal. Karena suplemen organik ini memiliki fungsi sebagai penjaga kualitas air, menignkatkan percepatan pembesaran bibit lele jika dicampur dengan pakannya, dan mengurangi tingkat mortalitas dari bibit lele," jelas Deden A.S, sebagai salah seorang pembudidaya lele yang ditemui detikFinance, Minggu (21/11/2010).

Deden, yang memulai budidaya lele ini sejak tahun 2006, diawali hanya iseng-iseng di pekarangan rumahnya dengan membuat kolam dari terpal sebesar 3x3x1 meter yang diisi air setinggi 7O cm. Dengan pola budidaya intensif, kolam tersebut dapat menampung jumlah tanam bibit ikan lele sebanyak kurang lebih 1800-2000 yang masing-masing bibit tersebut berukuran 10-12 cm.

"Setelah membuat kolam dan menaruh bibit lele tadi, kemudian memberi pakan dan suplemen organik dengan waktu teratur, selama 45 hari saya bisa memanen lele tersebut dengan jumlah berat sebesar 200 Kg - 250 Kg untuk jumlah maksimalnya," ujar Deden.

Bagi anda yang tertarik mencoba membudidayakan ikan lele ini, Deden memberi asumsi perhitungan yang sederhana. Dimulai dengan membuat kolam dari terpal dengan ukuran 3x3x1 meter yang tentunya memerlukan biaya yang tidak begitu mahal ketimbang membuat kolam dari semen atau kolam gali.

"Masalah perhitungan harga pembuatan kolam dari terpal, tentu semua orang akan tahu berapa biaya yang dibutuhkan. Karena terpal sendiri permeternya murah," jelas Deden.

Kemudian, Deden memberikan asumsi biaya pembelian bibit lele dengan harga Rp 300 per ekor. Jika untuk kolam 3x3x1 meter dapat menampung bibit kurang lebih 2000 ekor, maka kita hanya perlu mengeluarkan kocek sebesar Rp 600.000 (Rp 300 x 2000 ekor).

Mengingat  lama pembesaran membutuhkan waktu selama 45 hari, maka kebutuhan pakan yang dibutuhkan adalah sejumlah 90 Kg (2 Kg perhari). Nantinya, Biaya yang dibutuhkan adalah sebesar Rp 660.000, dengan harga pakannya perkarung adalah Rp 220.000 seberat 30 Kg.

Adapun, pembelian kebutuhan suplemen organik adalah Rp 180.000 untuk 4 botol selama 45 hari pembesaran bibit. Empat botol tersebut akan difungsikan untuk pemaksimalan kualitas air dan bibit lele.

Pada akhirnya, total biaya yang dibutuhkan adalah kurang lebih Rp 1440000.

Berikut adalah ringkasan dari modal yang dibutuhkan perkolamnya adalah:


  • Harga Bibit Lele : Rp 300 x 2000 ekor = Rp 600.000
  • Harga  Pakan : Rp 220.000 x 3 karung = Rp 660.000
  • Harga Suplemen Organik: Rp 45000 x 4 botol = Rp 180.000
  • Total Biaya Produksi: Rp 1.440.000

Melalui asumsi modal tersebut dari Deden, maka keuntungan yang bisa didapat dari satu buah kolam dengan target panen 2.000 bibit adalah 200 Kg - 250 Kg.

Deden menjelaskan, bahwa harga eceran yang bisa diraih adalah senilai Rp 15.000 perkilonya. Sedangkan untuk harga yang dijual ke pasar, dapat diraih sebesar Rp 12000 perkilonya.

Sehingga, lanjut deden, jika diambil dari asumsi harga terendahnya, maka keuntungan yang bisa diambil adalah Rp 960.000 untuk satu kolam. Jumlah tersebut diambil dari penjualan lele sebanyak 200 Kg x Rp 12.000 yang berjumlah Rp 2400.000 dikurangi biaya produksi yang berjumlah Rp 1.440.000.

"Jika panen yang kita hasilkan maksimal, kita dapat mencapai berat sejumlah 250 Kg. Keuntungan yang bisa diambil dari selisih total penjualan dan biaya produksi adalah sebesar Rp 1.560.000 perkolamnya," tegas Deden.

Dari penjualan lele tadi saja, jelas Deden, itu sudah merupakan peluang usaha yang menarik di samping aktivitas kesibukan sehari-hari. Karena biaya yang dibutuhkan tidak membutuhkan nilai investasi yang tinggi.

"Dari sisi waktu tidak begitu lama, malah simple dan sederhana. Yang penting disiplin saja dalam jadwal pemberian pakan dan suplemen organiknya.'' kata Deden.

Berbicara mengenai peluang yang lebih luas lagi. Hasil dari lele tersebut, dapat dijadikan berbagai macam peluang usaha lainnya yang lebih menarik tentunya.

Selain yang sudah kita ketahui, lele dapat dijadikan menu makanan pecel lele. Namun di sisi lain, hasil dari olahan daging ikan lele dapat dijadikan berbagai macam hasil. Misalnya, daging lele dapat dijadikan nugget lele, abon lele, lele asap, bakso lele, dan bahkan dapat dijadikan filet lele. Mengingat kebutuhan filet lele untuk ekspor sangat tinggi.

"Atau mungkin kita dapat mengembangkan dari hasil ikan lele tersebut menjadi olahan-olahan penganan menurut ide dan kreativitas kita yang memiliki nilai jual tinggi," ucap Deden.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai budidaya intensif ikan lele, anda dapat menghubungi Departemen Perikanan, atau para pelaku usaha ikan lele seperti Deden A.S ini.



SUMBER www.detik.com

CERITA DAN MOTIFASI

Jakarta - Mulai dari pinggir jalan hingga pusat perbelanjaan, cafe yang menyediakan minuman kopi (coffee) saat ini sangat banyak jumlahnya, namun sedikit dari cafe tersebut yang dapat eksis dan berhasil. Salah satu brand lokal yang mengusung 100% berbahan lokal yang mampu bertahan dan sukses adalah Coffee Toffee.

Siapa sangka, produk minuman kop yang awal berdirinya di Kota Pahlawan, Surabaya ini, pernah diminta mengganti namanya saat hendak mencoba membuka cabangnya di sebuah mall di Jakarta karena namanya dianggap tidak komersil.

Tapi saat ini Coffee Toffee bisa dibilang mampu sejajar dengan brand cafe yang terkenal termasuk cafe 'asing' asal luar negeri. Bahkan Sang pemilik Odi Anindito berobsesi café-cafenya bisa tersebar seperti dua minimarket besar yakni layaknya ‘Alfamart atau Indomaret’ versi cafe.

"Saya berobsesi seperti itu (minimarket coffee), lihat saja nanti cafe ini suatu saat akan bisa bersebelahan disamping merek-merek cafe asing," ujar pria kelahiran 1979 ini, kepadadetikFinance, Minggu (5/2/2012).

Keyakinan Odi tersebut bukan omong besar, pasalnya dengan keunggulan yang dimiliki gerai-gerainya plus rekan bisnisnya (franchise) mampu bersaing. "Salah satu yang unik dari kami, Coffee Toffee membuka pasar di daerah bukan di perkotaanm dan responsnya hingga saat ini luar biasa," ujar Odi.

Apa yang menjadi keunggulan 'kedai kopi' ini?

"Harga dan service!, harga produk kami 50% lebih murah dari cafe lain dengan produk dan kualitas yang sama. Kenapa bisa murah sementara kualitasnya sama?, karena semua produk Coffee Toffee lokal alias buatan Indonesia, kecuali mesin coffee yang masih Import dari Itali karena di Indonesia belum ada yang buat," ujarnya.

Dicontohkan Odi, seperti sirup. Dimana-mana cafe yang jual kopi menggunakan sirup impor, kenapa impor? Karena memang tidak ada yang buat.

"Saya beli itu sirup impor, terus saya bawa ke laboraturium dibeberapa universitas di Surabaya Seperti Unair (Universitas Airlangga) dan WM (Widiya Mandala). Saya bilang bagaimana menciptakan dan memproduksi sirup seperti ini tetapi tidak mengubah rasa aslinya kopi. Akhirnya bisa dan kita bisa buat sendiri," ujarnya.

"Jadi dalam satu gelas ice coffee, dimana biaya untuk sirup Rp 3.000, saya bisa tekan menjadi Rp 500,” tambahnya.

Saat ini bisnis Odi dengan Coffee Toffee-nya sudah tersebar di Pulau Jawa, Jakarta, Kalimantan dan Sulawesi dengan total 113 cafe. Bagaimana dengan Omzet? Odi tidak ingin menyebutkannya, namun dalam sebulan dengan 113 cefe mitra termasuk 3 cafe 100% miliknya sendiri angka miliaran rupiah sudah dikantonginya tiap bulan.

Lantas bagaimana Coffe Toffe berdiri? Odi mengawali dirinya bekerja menjadi Barista di Australia sekitar tahun 2005 di sebuah coffee yang menjual kopi dengan 30 jenis kopi di seluruh dunia.

"Ironisnya 12 diantaranya adalah produk kopi Indonesia dan responnya luar biasa disana. Dari situ saya berpikir, kenapa tidak dikembangkan di Indonesia saja. Dengan bekal keahlian dari belajar meracik kopi dengan salah satu barista terkenal di Dunia Eskobar, asal Itali. Saya pulang ke Surabaya untuk membuka usaha," ungkap Odi.

Pada 2006-2008, Odi berhasil membuka lebih dari 10 booth yang tersebar di Surabaya. Namun 2008 semua usahanya jatuh alias Bangkrut. "Setelah punya 10 booth yang tersebar di Surabaya 2008 habis semua, saya kena tipu orang, bahkan harta yang lain seperti mobil rumah jadi korban juga untuk bayar utang," kata Odi.

Namun kegagalan tersebut tidak membuatnya takut mencoba usaha yang sama, "Gagal bukan berarti berhenti. Saya seleksi apa yang salah.Dan ternyata kesalahan saya karena tidak fokus. pasalnya waktu itu, usaha macam-macam ada ngurusin cafe, kantor dan macam-macam semua jadi satu termasuk dengan manajemen keuangannya," ujar Odi.

Setelah memutuskan fokus mengembangkan Coffee Toffee serta melepas pekerjaan lainnya. Odi mendulang sukses."Saat ini ada sekitar 113 cafe coffee Toffee. Kedepannya Saya akan mendesain bisnis ini mirip seperti retail minimarket Alfamart atau Indomaret. Jadi rekan bisnis kami hanya mengurusi laba atau rugi tiap harinya pengelolaan SDM sampai bahan baku kita semua yang akan mengelola," tandas Odi.

Anda Berminat?

PT.Coffee Toffee Indonesia
Jl Raya Dharmahusada 181 Surabaya 60286


sember :  www.detik.com

hari ini

Setiap hari kita mengulang jam yang sama, menggunakan waktu yang sama, dan tempat yang sama.
tapi mengapa kita selalu mendapatkan hasil yang berbeda.
karena itu semua tergantung niat kita melakukan sesuatu. niat akan membawa kita ke hasil yang akan kita dapat. manuasia memiliki empat hal yang sama yaitu: jiwa, raga, hati, dan pikiran.
 Jiwa merupakan alat penggerak bagi raga.
 Raga adalah alat untuk mencapai tujuan hidup
 Hati kita akan selalu menuntun kita kejalan yang benar
 Pikiiran akan memberi kita banyak pertimbangan