Klik Info Unik

Rabu, 18 Juli 2012

Kisah Dibalik Tong Sampah Dapur


Kisah Dibalik Tong Sampah Dapur


Sisa makan siang dari 250 ribu murid sekolah di Taiwan dalam setiap tahunnya ada sekitar 125 ribu ton, jika diisikan ke dalam tong sampah ukuran tinggi satu meter, dapat ditumpuk sampai setinggi 1.221 unit gedung bangunan 101 Taipei.

Sedangkan sampah dapur yang dibuang oleh setiap keluarga di Taiwan dapat ditumpuk sampai sebanyak 1.017 buah Puncak Everest. Ini belum termasuk sampah dapur dari sekolah dan restoran.

1. Tahun 2011 merupakan tahun puncak produksi bahan pangan dalam sejarah umat manusia, namun pada saat yang sama ada dua orang anak mati kelaparan dalam setiap lima detiknya.

2. Kemampuan produksi bahan makanan global cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan dari 1,7 kali populasi umat manusia, namun tetap saja terjadi “bencana kelaparan” di bumi ini. Hal ini karena sepertiga dari bahan makanan yang ada ternyata terbuang ke dalam tong sampah. Khusus untuk Taiwan saja, bahan makanan yang dibuang dalam masa setahun dapat ditumpuk menjadi 1.017 buah Puncak Everest.

3. Bahan makanan yang terbuang ke dalam tong sampah di seluruh dunia dalam setahunnya mencapai 1,3 milyar ton, cukup untuk mengelilingi bumi sebanyak 166 kali. Namun kenyataan pahitnya dalam setiap hari ada 30 ribu orang mati kelaparan.

4. Pada sebelah Selatan Gurun Sahara di Afrika ada 300 juta korban bencana kelaparan. Di India ada 230 juta orang menderita kelaparan, setara dengan sepuluh kali populasi Taiwan. Jika angka korban pada kedua wilayah ini dijumlahkan, akan mencapai separuh dari angka korban kelaparan global.

5. Menurut laporan FAO, 40% dari bahan makanan di negara maju dibuang ke dalam tong sampah. Jelasnya sebanyak 40% dari makanan setiap orang terbuang ke dalam tong sampah, jika sisa makanan ini dikumpulkan dalam setahun, akan cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan 4,2 milyar umat manusia.

6. Menurut data Dinas Lingkungan Taiwan, sampah dapur dari seluruh rumah tangga di Taiwan dalam setahun ada sekitar 2,75 juta ton, di antaranya ada sekitar 1,8 juta ton merupakan kulit buah-buahan, sayuran dan sisa makanan.

7. Jika dikonversikan dalam unit berat, 1,80 juta ton adalah setara dengan berat 4 milyar porsi makanan kotak. Jika dikonversikan dalam bentuk nilai uang akan mencapai NTD 25 milyar (Rp. 7,5 trilyun), cukup untuk memenuhi kebutuhan makanan bergizi bagi 230 ribu murid sekolah asal keluarga tidak mampu selama 20 tahun, mulai dari usia tingkat TK sampai tingkat S3. Jika dikonversikan dalam jumlah orang, cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi 5,5 juta warga Haiti selama satu tahun penuh.

8. Sampah dapur sebanyak 1,80 juta ton ini masih belum termasuk sampah dapur dari restoran, sekolah dan pasar.

9. Foodsolution dari Perusahaan Unilever Taiwan pernah mengadakan riset, diperkirakan sisa makanan yang dibuang oleh semua restoran di daerah Taipei dalam setahun mencapai NTD 1,8 milyar (Rp. 540 milyar). Angka ini cukup untuk memenuhi kebutuhan makan siang bergizi selama setahun bagi 12 ribu anak di daerah terpencil.

10. Taiwan merupakan negara dengan jumlah mini market terpadat di seluruh dunia. Dikarenakan adanya standardisasi, maka angka pemborosannya sangat besar, sebab setiap mini market harus menjual segala macam makanan, sedangkan makanan itu tidak pasti terjual habis, jadi sebagian akan berakhir menjadi sampah dapur. Karena kita ingin mendapatkan kenyamanan, akibatnya terjadi pemborosan, mungkin pihak perusahaan sudah boleh mulai berpikir untuk mengurangi jumlah pasokan bahan makanan atau ada lebih banyak orang yang membelinya.

11. Di Hongkong ada usaha daur ulang pernah mengambil data statistik, setiap hari mereka mengumpulkan 50 ribu buah kotak makanan dari murid-murid sekolah, setiap kotaknya rata-rata bersisa 200 gram bahan makanan, jika dari angka ini diperkirakan sisa makanan dari 250 ribu murid sekolah di Taiwan, maka dalam setahun akan ada 125 ribu ton sisa makanan. Jika diisikan ke dalam tong sampah ukuran tinggi satu meter, dapat ditumpuk sampai setinggi 1221 unit gedung bangunan 101 Taipei.

12. Di Haiti ada 5,5 juta warganya yang tidak bisa makan satu kali pun setiap harinya.

13. Di Inggeris ada sebuah acara televisi bernama “Great British Waste Menu”, di mana pembawa acara akan mencari tong sampah di belakang pasar swalayan atau pasar sayur, lalu memilih bahan makanan yang dibuang untuk dijadikan menu makanan, namun prosesnya tetap di bawah pengawasan ahli kesehatan, sehingga tidak akan timbul masalah kesehatan, kemudian mereka mengundang para pengusaha yang tadinya membuang bahan makanan tersebut untuk datang mengecapi menu makanan tersebut dan meminta mereka agar mengurangi pemborosan bahan makanan.

14. Bahan makanan yang dibuang di Inggeris setiap tahunnya mencapai nilai NTD 500 milyar (Rp. 150 trilyun), selain itu masih harus menghabiskan biaya sebanyak NTD 50 mliyar (Rp. 15 trilyun) untuk menangani masalah sampah makanan ini.

15. Di negara-negara miskin seperti di benua Afrika, disebabkan masalah produksi, transportasi dan teknik penyimpanan yang terbelakang, ada seperempat dari bahan makanan yang rusak sebelum mencapai tangan konsumen. Sebaliknya di negara maju, ada 40% dari bahan makanan yang dibuang oleh para pengecer atau konsumen ke dalam tong sampah.

16. Demi agar terlihat bagus, penjual sayuran akan membuang bagian luar sayur sawi putih, sehingga sebutir sawi putih yang tadinya seberat 3 kg menjadi hanya tersisa 2,5 kg saja. Dengan kata lain, setiap menangani 6 butir sawi putih, harus dibuang 1 butir.

17. Pada musim panas, mungkin satu truk sayuran akan menjadi layu, transportasi jarak jauh juga mudah membuat sayuran rusak.
18. Produk pertanian dari luar negeri akan menderita angka kerusakan lebih besar lagi, sebab harus melalui pengiriman jauh.

19. Ada sebagian orang menganggap kulkas sebagai perlengkapan serba bisa, semua bahan makanan yang dimasukkan ke dalamnya akan tahan lama, padahal bukan begitu adanya, suhu rendah dalam kulkas hanya akan memperlambat pertumbuhan mikroba, bukan berarti bahan makanan dijamin tidak rusak. (dr. Lin Yufang dari RS Tzu Chi Taipei)

20. Jika sampah makanan di Taiwan setahunnya mencapai 1,8 juta ton, artinya rata-rata setiap orang setiap harinya membuang bahan makanan sebanyak 200 gram.

21. Bahan makanan seberat 200 gram hampir sama dengan setengah potong tahu, sebatang wortel ukuran medium atau sebutir mantou. Bahan makanan seberat 200 gram ini merupakan jatah makanan seorang dewasa di Korea Utara. Di Taiwan, jika setiap orang setiap harinya dapat mengurangi pemborosan bahan makanan seberat 200 gram, maka setiap tahunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan 5,5 juta warga Haiti yang kelaparan. Dengan mengurangi beberapa suap makanan dan makan sampai hanya 70% kenyang, itu akan sangat baik bagi kesehatan tubuh sendiri.

22. Dokter spesialis metabolisma pada RS Tzu Chi Taipei, dr. Liao Yuhuang mengatakan: Ada sebuah majalah terkenal di dunia memuat sebuah artikel, ada orang mengadakan eksperimen terhadap monyet di Sungai Gangga, ketika makanan dalam sekelompok monyet dikurangi sebanyak 30%, biasa kita sebut 70% kenyang, setelah 20 tahun kemudian, angka kematian turun dengan jelas, serangan sakit jantung dan kencing manis pada mereka juga berkuirang 50%, jadi mengurangi konsumsi makanan adalah sangat bermanfaat bagi panjangnya usia kita.

23. Hanya Inggeris saja sudah membuang bahan makanan sebanyak 410 ton dalam setahun, cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup 12 juta warga kelaparan di daerah bencana kekeringan parah Afrika Timur. Sedangkan di Amerika Serikat dalam setahun diboroskan hampir 50 juta ton bahan makanan, cukup untuk menyelamatkan hampir separuh warga kelaparan di benua Afrika.

24. Ketika membuang bahan makanan, pemborosan yang terjadi bukan saja bahan makanan tersebut, juga termasuk sumber daya dalam proses produksi, transportasi dan penyimpanan. Coba pikirkan, kita mempergunakan obat pertanian dan pupuk kimia untuk memaksa produksi pertanian paling maksimal, ini sangat melukai bumi dan memboroskan sumber daya air, namun terakhir kita malah membuang bahan makanan ini.

25. Menurut perkiraan Global Footprint Network, sebelum tahun 2030, kita sudah membutuhkan sebuah planet bumi yang baru, baru cukup untuk memenuhi nafsu mulut umat manusia dan tempat pembuangan sampah.

26. Pada tahun 2005, Jepang membuat undang-undang pendidikan bidang pertanian bahan makanan, mewajibkan setiap murid untuk belajar tentang pertanian bahan makanan, jika sekolah berada di daerah perdesaan, bahkan mewajibkan murid-murid untuk menanam sendiri, juga mengadakan perlombaan mencukupi bahan makanan bagi diri sendiri. Undang-undang ini juga mewajibkan para murid SD kelas 5 untuk tinggal di daerah pertanian selama seminggu, sedangkan orangtua tidak boleh ikut, tujuannya agar melalui kerja pertanian ini, anak-anak tahu darimana datangnya bahan makanan mereka.

Catatan : Tzu Chi mengambil negara Taiwan sebagai contoh karena Tzu Chi pertama kali berdiri di negara Taiwan

sejarah honda


Sejarah Kendaraan Honda




Metrogaya-Kendaraan bermerek Honda, baik mobil maupun motor, di padatnya lalu lintas mudah sekali kita temukan. Merek kendaran ini barangkali memang layak disebut sebagai raja jalanan.

Namun, pernahkah Anda tahu, sang pendiri kerajaan bisnis Honda -- Soichiro Honda -- selalu diliputi kegagalan saat menjalani kehidupannya sejak kecil hingga berbuah lahirnya imperium bisnis mendunia itu. Dia bahkan tidak pernah bisa menyandang gelar insinyur. Ia bukan siswa yang memiliki otak cemerlang. Di kelas, duduknya tidak pernah di depan, selalu menjauh dari pandangan guru.

Saat merintis bisnisnya, Soichiro Honda selalu diliputi kegagalan. Ia sempat jatuh sakit, kehabisan uang, dikeluarkan dari kuliah. Namun, ia terus bermimpi dan bermimpi. Dan, impian itu akhirnya terjelma dengan bekal ketekunan dan kerja keras. ''Nilaiku jelek di sekolah. Tapi saya tidak bersedih, karena dunia saya di sekitar mesin, motor dan sepeda,'' tutur Soichiro, yang meninggal pada usia 84 tahun, setelah dirawat di RS Juntendo, Tokyo, akibat mengidap lever.

Kecintaannya kepada mesin, jelas diwarisi dari ayahnya yang membuka bengkel reparasi pertanian, di dusun Kamyo, distrik Shizuko, Jepang Tengah. Di kawasan inilah dia lahir. Kala sering bermain di bengkel, ayahnya selalu memberi catut (kakak tua) untuk mencabut paku. Ia juga sering bermain di tempat penggilingan padi melihat mesin diesel yang menjadi motor penggeraknya. Di situ, lelaki kelahiran 17 November 1906 ini dapat berdiam diri berjam-jam. Tak seperti kawan sebayanya kala itu yang lebih banyak menghabiskan waktu bermain penuh suka cita. Dia memang menunjukan keunikan sejak awal.Seperti misalnya kegiatan nekad yang dipilihnya pada usia 8 tahun, dengan bersepeda sejauh 10 mil. Itu dilakukan hanya karena ingin menyaksikan pesawat terbang.

Bersepada memang menjadi salah satu hobinya kala kanak-kanak.Dan buahnya, ketika 12 tahun, Soichiro Honda berhasil menciptakan sebuah sepeda pancal dengan model rem kaki. Sampai saat itu, di benaknya belum muncul impian menjadi usahawan otomotif. Karena dia sadar berasal dari keluarga miskin. Apalagi fisiknya lemah, tidak tampan, sehingga membuatnya selalu rendah diri.

Di usia 15 tahun, Honda hijrah ke kota, untuk bekerja di Hart Shokai Company. Bossnya, Saka Kibara, sangat senang melihat cara kerjanya. Honda teliti dan cekatan dalam soal mesin. Setiap suara yang mencurigakan, setiap oli yang bocor, tidak luput dari perhatiannya. Enam tahun bekerja di situ, menambah wawasannya tentang permesinan. Akhirnya, pada usia 21 tahun, Saka Kibara mengusulkan membuka suatu kantor cabang di Hamamatsu. Tawaran ini tidak ditampiknya.

Di Hamamatsu prestasi kerjanya kian membaik. Ia selalu menerima reparasi yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanya pun cepat memperbaiki mobil pelanggan sehingga berjalan kembali. Karena itu, jam kerjanya tak jarang hingga larut malam, dan terkadang sampai subuh. Yang menarik, walau terus kerja lembur otak jeniusnya tetap kreatif.

Kejeniusannya membuahkan fenomena. Pada zaman itu, jari-jari mobil terbuat dari kayu, hingga tidak baik untuk kepentingan meredam goncangan. Menyadari ini, Soichiro punya gagasan untuk menggantikan ruji-ruji itu dengan logam. Hasilnya luar biasa. Ruji-ruji logamnya laku keras, dan diekspor ke seluruh dunia.

Pada usia 30 tahun, Honda menandatangani patennya yang pertama. Setelah menciptakan ruji. Lalu Honda pun ingin melepaskan diri dari bosnya, membuat usaha bengkel sendiri. Mulai saat itu dia berpikir, spesialis apa yang dipilih ? Otaknya tertuju kepada pembuatan ring piston, yang dihasilkan oleh bengkelnya sendiri pada 1938. Lalu, ditawarkannya karya itu ke sejumlah pabrikan otomotif. Sayang, karyanya itu ditolak oleh Toyota, karena dianggap tidak memenuhi standar. Ring Piston buatannya tidak lentur, dan tidak laku dijual. Ia ingat reaksi teman-temannya terhadap kegagalan itu dan menyesalkan dirinya keluar dari bengkel milik Saka Kibara. Akibat kegagalan itu, Honda jatuh sakit cukup serius. Dua bulan kemudian, kesehatannya pulih kembali. Ia kembali memimpin bengkelnya. Tapi, soal ring pinston itu, belum juga ada solusinya. Demi mencari jawaban, ia kuliah lagi untuk menambah pengetahuannya tentang mesin.

Siang hari, setelah pulang kuliah, dia langsung ke bengkel mempraktekkan pengetahuan yang baru diperoleh. Tetapi, setelah dua tahun menjadi mahasiswa, ia akhirnya dikeluarkan karena jarang mengikuti kuliah. ''Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan, melainkan dijejali penjelasan bertele-tele tentang hukum makanan dan pengaruhnya,'' ujar Honda, yang diusia mudanya gandrung balap mobil. Kepada rektornya, ia jelaskan kuliahnya bukan mencari ijazah. Melainkan pengetahuan. Penjelasan ini justru dianggap penghinaan. Tapi dikeluarkan dari perguruan tinggi bukan akhir segalanya. Berkat kerja kerasnya, desain ring pinston-nya diterima pihak Toyota yang langsung memberikan kontrak. Ini membawa Honda berniat mendirikan pabrik. Impiannya untuk mendirikan pabrik mesinpun serasa kian dekat di pelupuk mata.

Tetapi malangnya, niatan itu kandas. Jepang, karena siap perang, tidak memberikan dana kepada masyarakat. Bukan Honda kalau menghadapi kegagalan lalu menyerah pasrah. Dia lalu nekad mengumpulkan modal dari sekelompok orang untuk mendirikan pabrik. Namun lagi-lagi musibah datang. Setelah perang meletus, pabriknya terbakar, bahkan hingga dua kali kejadian itu menimpanya.

Honda tidak pernah patah semangat. Dia bergegas mengumpulkan karyawannya. Mereka diperintahkan mengambil sisa kaleng bensol yang dibuang oleh kapal Amerika Serikat, untuk digunakan sebagai bahan mendirikan pabrik. Penderitaan sepertinya belum akan selesai. Tanpa diduga, gempa bumi meletus menghancurkan pabriknya, sehingga
diputuskan menjual pabrik ring pinstonnya ke Toyota. Setelah itu, Honda mencoba beberapa usaha lain. Sayang semuanya gagal.

Akhirnya, tahun 1947, setelah perang, Jepang kekurangan bensin. Di sini kondisi ekonomi Jepang porak poranda. Sampai-sampai Honda tidak dapat menjual mobilnya akibat krisis moneter itu. Padahal dia ingin menjual mobil itu untuk membeli makanan bagi keluarganya.

Dalam keadaan terdesak, ia lalu kembali bermain-main dengan sepeda pancalnya. Karena memang nafasnya selalu berbau rekayasa mesin, dia pun memasang motor kecil pada sepeda itu. Siapa sangka, sepeda motor-- cikal bakal lahirnya mobil Honda -- itu diminati oleh para tetangga. Jadilah dia memproduksi sepeda bermotor itu. Para tetangga dan kerabatnya berbondong-bondong memesan, sehingga Honda kehabisan stok. Lalu Honda kembali mendirikan pabrik motor. Sejak itu, kesuksesan tak pernah lepas dari tangannya. Motor Honda berikut mobilnya, menjadi raja jalanan dunia, termasuk Indonesia.

Semasa hidup Honda selalu menyatakan, jangan dulu melihat keberhasilanya dalam menggeluti industri otomotif. Tapi lihatlah kegagalan-kegagalan yang dialaminya. ''ORANG MELIHAT KESUKSESAN SAYA HANYA SATU PERSEN. TAPI, MEREKA TIDAK MELIHAT 99 PERSEN KEGAGALAN SAYA,'' tuturnya. Ia memberikan petuah, ''KETIKA ANDA MENGALAMI KEGAGALAN, MAKA SEGERALAH MULAI KEMBALI BERMIMPI. DAN MIMPIKANLAH MIMPI BARU.'' Jelas kisah Honda ini merupakan contoh, bahwa sukses itu bisa diraih seseorang dengan modal seadanya, tidak pintar disekolah, dan hanya berasal dari keluarga miskin.
sumber kaskus.co.id